Selasa, 19 Oktober 2010

ETIKA BISNIS

Etika berasal dari kata Yunani ethos yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berrarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun kelompok masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan. Sedangkan bisnis tidak sepenuhnya merupakan sebuah profesi yang kotor sebagaimana yang mungkin dianggap. Justru sebaliknya, bisnis dapat menjadi suatu profesi yang etis dan baik secara moral.
Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Namur, karena kegiatan bisnis adalah kegiatan manusia, bisnis dapat dan memang pada tempatnya untuk dinilai dari sudut pandang moral, dari sudut pandang baik buruknya tindakan manusia. Seperti yang dikatakan Richard D. George “bisnis seperti kebanyakan kegiatan sosial lainnya, mengandaikan suatu belakang belakang moral, dan mustahil bisa dijalankan tanpa ada latar belakang moral seperti itu...”
Dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisa sadar betul bahwa perusahaan yang unggul bukan hanya perusahaan yang mempunyai kinerja bisnis-manajerial-finansial yang baik. Melainkan juga perusahaan yang memiliki kinerja etis, etos bisnis yang baik.

TEORI ETIKA
Dua teori etika yang dikenal sebagai etika deontologi dan etika teleologi.

a) Etika Deontologi
Istilah ‘deontologi’ berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena itu, etika deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut etika deontology, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik pada dirinya sendiri.

b) Etika Teleologi
berdasarkan dengan etika deontology, etika teleology justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.

Sumber : DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.

Jumat, 15 Oktober 2010

Etika Bertamu

Pernahkah Anda kedatangan tamu di rumah dan dia langsung duduk, lalu langsung minta ini, minta itu ? Kemungkinan tidak pernah kan ? Kecuali memang rumah Anda berfungsi sebagai warung juga . Kalau memang pernah mengalami ini, apa reaksi Anda ? Saya yakin Anda langsung mengusirnya, bukan ?

Tapi untuk di dunia blogging, sah-sah saja kok, tahu-tahu muncul dan langsung memberikan komentar, padahal sebelumnya Anda belum kenal dengan komentatornya sebelumnya. Anda juga pasti pernah melakukan itu bukan ?

Tapi sebenarnya ada tidak ya, etika bertamu di blog orang ? Kalau etika bertamu saja, banyak bertebaran di internet, kalau untuk bertamu di blog orang sampai sekarang saya belum menemuinya.

Apakah Anda termasuk orang yang tiba-tiba muncul dan langsung meninggalkan komentar, tanpa memperkenalkan diri Anda terlebih dulu ? Tidak apa-apa, karena Anda tidak sendirian. Tapi kalau seadainya ada etika bertamu yang baku yang mesti dipatuhi, apakah Anda ingin mengikutinya.

Layaknya kehidupan bersosialisasi di dunia offline, ada etika bertamu yang mesti kita ikuti. Kalau tidak di ikuti mungkin Anda dianggap sebagai orang yang tak tahu sopan santun. Misalnya dengan mengucapkan salam terlebih dulu. Lalu memperkenalkan diri dan memberi tahu maksud kedatangannya.


http://online-business-story.com/2010/kenalan-dulu-dong-baru-komentar.html